Faktor Determinan Perilaku

Written By Lumajangtopic on Tuesday, March 20, 2012 | 12:05 AM

Perilaku dan Faktor yang Mempengaruhinya

Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku tindakan maupun sikap manusia adalah gabungan dari berbagai faktor yang ada dalam kehidupan seseorang. Faktor tersebut adalah pendidikan, penghasilan, keadaaan sosial budaya, norma atau nilai-nilai serta pengalaman sejak kecil. Manusia sebagai individu membutuhkan unsur yang diperlukan agar bisa melakukan sesuatu. Unsur-unsur tersebut antara lain pengertian atau pengetahuan (knowledge) tentang yang akan dilakukan (cognitive), sikap (affective), yaitu keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari yang akan dilakukan (attitude yang positif); sarana yang diperlukan untuk melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakan. Namun secara faktual, hubungan antara unsur-unsur perilaku diatas tidak sepenuhnya berjalan sesuai skenario, pengetahuan dan sikap yang positif tidak selalu diikuti oleh tindakan.
Sedangkan pengertian pengetahuan itu sendiri, merupakan hasil stimulasi informasi yang diperhatikan dan diingat. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal/non formal. Pengetahuan merupakan fungsi dari sikap. Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisir pengalamannya
Terbentuknya perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang diketahui tersebut.

Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk mewujudkan tindakan perlu faktor lain, yaitu adanya fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai mediator agar sikap dapat meningkat menjadi tindakan. Praktek atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu praktek terpimpin (guided response), terjadi jika subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Tingkatan berikutnya adalah praktek secara mekanisme (mechanism), terjadi jika subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktekkan sesuatu hal secara otomatis. Sedangkan tahap terakhir adalah proses adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan atau praktek yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau perilaku yang berkualitas.

Perubahan perilaku, yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, akan bersifat lenggeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

Praktek atau tindakan (practice), merupakan komponen kognitif dalam struktur sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Komponen perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan kognitif.
 
berita unik