Menggambarkan karakteristik KLB

Written By Lumajangtopic on Tuesday, November 18, 2014 | 11:41 PM

Menggambarkan karakteristik KLB berdasarkan variabel Orang, Tempat, dan Waktu

Dalam melakukan penyelidikan epidemiologi suatu KLB sebaiknya dapat digambarkan menurut variabel waktu, tempat dan orang. Penggambaran ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat disusun hipotesis mengenai sumber, cara penularan, dan lamanya KLB berlangsung. Untuk dapat merumuskan hipotesis-hipotesis yang diperlukan, informasi awal yang dikumpulkan dari kasus-kasus harus diolah sedemikian rupa sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
  1. Variabel waktu, misalnya kapan periode yang tepat dari KLB, kapan periode paparan (exposure) yang paling mungkin, Apakah KLB ini bersifat ”common source” atau ’propagated source' atau keduanya?
  2. Variabel tempat seperti dimanakah distribusi geografik yang paling bermakna dari kasus-kasus (menurut) tempat tinggal? Tempat kerja? Tempat lain?; Berapakah angka serangan (attack rate) pada setiap satuan tempat/geografik; 
  3. Variabel orang (kasus) yang terkena, seperti Berapakah angka serangan menurut golongan umur, dan jenis kelamin; Golongan umur dan jenis kelamin manakah yang risiko sakit paling tinggi dan paling rendah; Dalam hal apa lagi karakteristik kasus-kasus berbeda-beda secara bermakna dari karakteristik populasi seluruhnya
Variasi kejadian kasus-kasus suatu penyakit dalam suatu populasi menurut waktu biasanya disebut pola temporal penyakit yang digunakan untuk menggambarkan pola temporal penyakit; periode KLB, yang panjangnya bervariasi tergantung dari lamanya KLB yang bersangkutan. Dari gambaran periode waktu insidens suatu penyakit merupakan pertimbangan yang penting dalam memastikan atau menyingkirkan adanya suatu KLB pada waktu yang tengah berjalan dan dalam meramalkan periode-periode KLB pada masa yang akan datang.

Pembahasan selebihnya mengenai waktu sebagai variabel epidemiologi akan dipusatkan pada pembuatan dan penggunaan kurva epidemi. Sebuah kurva epidemi dibuat terutama untuk :
  • Menentukan apakah sumber infeksi/diperkirakan bersifat 'common source’ atau 'propagated source' atau keduanya; dan
  •  Mengidentifikasikan waktu paparan yang diperkirakan dari kasus-kasus terhadap sumber infeksi.
Untuk menggambarkan kurva epidemi harus diperoleh tanggal mulai sakit dari kasus-kasus. Untuk penyakit-penyakit tertentu yang mempunyai masa inkubasi atau masa laten yang sangat pendek, jam mulai sakit harus diperoleh untuk setiap kasus. Selanjutnya, pilihlah interval waktu yang akan digunakan untuk membuat grafik dari kasus-kasus tersebut. Interval waktu yang sesuai, yang dapat bervariasi dari kurang dari satu jam hingga bulanan atau lebih lagi, dipilih berdasarkan masa inkubasi atau masa laten penyakit dan lamanya periode KLB.

Pada suatu KLB penyakit yang mempunyai masa inkubasi dalam hitungan jam (seperti pada penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan) dengan kasus-kasus yang terbatas dalam hitungan hari, lebih baik digunakan interval satu atau beberapa jam. Sedangkan pada penyakit-penyakit yang mempunyai masa inkubasi dalam hitungan hari, interval harian lebih cocok.

Interval yang sesuai untuk menggambarkan grafik kasus adalah penting untuk penafsiran kurva epidemi nanti. Kesalahan yang paling penting yang dapat dibuat di sini ialah pemilihan interval yang terlalu panjang, seperti dalam hal menggambarkan grafik kasus-kasus keracunan stafilokok menurut minggu atau bulan timbulnya gejala. Interval yang demikian akan menyembunyikan perbedaan-perbedaan kecil dalam distribusi temporal, termasuk gelombang kasus sekunder yang ditimbulkan oleh penularan orang ke orang, sehingga tidak memungkinkan penggunaan grafiknya untuk kedua tujuan utamanya. Suatu pedoman yang berguna dalam memilih interval untuk menggambarkan grafik kasus ialah memilih interval sebedar seperdelapan atau seperempat masa inkubasi penyakit yang bersangkutan. Seringkali ada baiknya membuat beberapa kurva epidemi, masingmasing berdasarkan interval yang berbeda, untuk mendapatkan grafik yang paling baik memperagakan data.

Sumber : Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menu Lar Dan Keracu Nan Pangan (Pedoman Epidemiologi Penyakit) Edisi Revisi Tahun 2011, Katalog Terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011
 
berita unik