Dampak Penipisan Lapisan Ozon

Written By Lumajangtopic on Thursday, October 8, 2015 | 9:22 PM

Dampak Kesehatan Penipisan Lapisan Ozon

Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom (O3). Secara alamiah ozon tersebar dalam stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35 Km. Konsentrasi ozon dilapisan stratosfer bervariasi menurut ketinggian. Lapisan ozon yang tipis ini bila dibandingkan dengan tebalnya seluruh atmosfer bumi cukup efisien dalam menyaring semua sinar ultraviolet matahari makin besar pula bahayanya terhadap kehidupan tapi makin baik ia diabsorpsi oleh lapisan ozon.

Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang pendek dikenal sebagai UV-C, dapat mematikan makhluk hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang lebih panjang yaitu UV-A, relatif kurang berbahaya dan hampir semuanya dapat menembus lapisan ozon. Jenis lain yaitu UV-B meskipun masih tetap berbahaya tapi kurang mematikan dibanding UV-C.

Kerusakan Lapisan Ozon

Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramai pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagian atas ozon. Pada ketinggian 15 - 20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979 dan sepuluh tahun kemudian semakin besar pula. Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Seriat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia. Belum begitu lama terbukti bahwa CFC-lah yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon.

Dampaknya Penipisan Lapisan Ozon Pada Kesehatan dan Lingkungan

Radiasi UV-B yang dapat menembus lapisan ozon cukup membahayakan. Radiasi ini merusak materi genetic DNA dan merupakan penyebab utama kanker kulit, jumlah penderitanya telah meningkat dengan cepat di seluruh dunia, kanker kulit ini di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 300.000 kasus tiap tahunnya. Selain menimbulkan kanker kulit, radiasi ultraviolet juga melemahkan kemampuan tubuh untuk mengatasinya dengan jalan menekan efisiensi system kekebalan, sehingga memudahkan kanker menyebar luas. Untuk setiap penipisan 1% lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2% radiasi ultraviolet sampai di permukaan bumi, dan akan menyebabkan peningkatan terjadinya kadar gas CO2 di atmosfer dapat menyebabkan reaksi pembentukan ozon di stratosfer menurun, hal ini dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon tidak teratasi.

Ultraviolet dapat juga menyebabkan penyakit katarak mata. Sekitar 12-15 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan 18-30 juta lainnya mengalami gangguan penglihatan dan diperkirakan makin lama jumlahnya makin meningkat bila kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi. Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada bentuk kehidupan lain. Dari 300 jenis tanaman pertanian dan spesies tumbuhan lain lebih dari separuhnya sangat peka terhadap ultraviolet, seperti : kaca, melon, kubis dan sebagainya. Peningkatan radiasi UV-B dapat menurunkan kualtas tomat, kentang, kubis dan kedelai serta menurunkan produksi pertanian dan kehutanan.

Radiasi UV-B juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m di bawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang perana penting dalam rantai makanan di laut.

Khloro Fluoro Karbon (CFC) Biang Keladi Kerusakan Lapisan Ozon

Telah terbukti bahwa CFC lah yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon. CFC merupakan gas yang berwarna biru tua, stabil, tidak mudah terbakar, mudah disimpan dan murah harganya. Karena sifat - sifat itulah penggunaan CFC meluas dimana - mana. CFC pertama kali digunakan pada lemari es, kemudian juga digunakan sebagai pendorong aerosol dalam kaleng atau botol penyemprot juga digunakan untuk membersihkan sirkuit computer yang halus. Sejak tahun  1988 produksi CFC seluruh dunia digunakan sebagai berikut :
  1.     30 % pada lemari es dan pendingin udara
  2.     19% pada aerosol kaleng penyemprot
  3.     28% pada karet dan karton "fastfood"
  4.     19% sebagai pembersih
  5.     4% keperluan lainnya
Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini memberi peluang baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer akan mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor - khlor yang bebas bersifat sangat reaktif, kemudian ozon tersebut menjadi molekul oksigen biasa (O2). Reaksi perubahan ozon menjadi molekul oksigen terlihat dibawah ini :

CFCl3 + uv ---------------------------- CFCl2 + cl-

Cl- + O3      ---------------------------- ClO + O2

O2 + uv energi ------------------------ 2O

ClO + 2O ------------------------------ O2 + Cl-

Cl- + O3 ------------------------------- ClO + O2

(kembali ke step 2 dan reaksi berlanjut terus)

Senyawa lainnya yang sekerabat dengan CFC yaitu halon, ternyata lebih merusak lapisan ozon. Halon yang digunakan sebagai pemadam kebakaran ternyata merusak ozon sepuluh kali lebih efektif dair CFC. Halon meskipun dengan konsentrasi sangat rendah di atmosfer kadarnya akan meningkat 2 kali dalam kurun waktu 5 tahun. Jenis CFC yang paling merusak ozon ini, kadarnya juga meningkat cepat di atmosfer. Konsentrasi CFC 11 (CFCl3) dan CFC 12 (CF2Cl2) meningkat 2 kali setiap 17 tahun, sedangkan CFC 13 setiap enam tahun.

Senyawa khlorofluoro karbon (CFC) ini juga sangat membahayakan karena berumur panjang. Beberapa senyawa kimia lainnya yang berperan dalam merusak lapisan ozon adalah CCl4 (karbon tetrakhlorida), CHCl3 (metil chloroform) dan NO2 (Nitrogen Dioksida).

Penanggulangan Kerusakan Lapisan Ozon


Kerusakan lapisan ozon semakin menyusahkan dengan ditemukannya lapisan ozon yang berlubang awal tahun 1985 di Antartika. Tahun 1989 semakin dapat dipastikan bahwa kerusakan telah bertambah luas, selain di daerah kutub utara juga terjadi di atas kawasan berpenduduk padat. Rusaknya lapisan ozon di stratosfer lintang tengah sampai utara berjalan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Hasil pengamatan satelit menunjukkan lubang ozon di Amerika lebih luas dari wilayah Amerika Serikat.

Upaya perlindungan terhadap lapisan ozon dilakukan melalui konversi "Wina" pada tahun 1985 dan pada tahun 1987 Amerika Serikat melarang penggunaan CFC yang digunakan pada aerosol. Dua tahun kemudian sejumlah peraturan selesai disusun dalam "Protokol Montreal" dan diberlakukan mulai Januari 1989. Protokol ini diratifikasi 36 negara yang mencakup 80% konsumen CFC dunia, mengusulkan agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan kimia CFC dan tiga jenis Halon secara bertahap sampai tuntas tahun 2005.

Meskipun agak terlambat Indonesia juga meratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal pada tahun 1992. Dengan demikian Indonesia sepakat menghentikan pembuatan dan penggunaan bahan perusak ozon tersebut dan mulai Januari 1997 telah dilakukan larangan impor CFC dan sebagai penggantinya adalah HCFC (Hidro-Chloro-Fluoro-Carbon) yang mendapat subsidi dari pemerintah dalam bentuk bea masuk yang lebih kecil. Dengan berlakunya ketentuan itu, Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi importir produk yang mengandung zat penipis lapisan ozon (Ozon Depletion Subtances) antara lain dengan pengembalian produk impor tersebut ke Negara asal. Badan Perlindungan Lingkungan Dunia mengemukakan, bila Indonesia tidak melakukan hal tersebut diatas diperkirakan penggunaan ODS akan meningkat dan pada tahun 2010 sudah hampir 4 kali lipat dari penggunaan tahun 1998.
 
berita unik