Penyakit akibat kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemaparan terhadap lingkungan kerja. Dewasa ini terhadap kesenjangan antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya. Juga masih terdapat pendapat yang sesat bahwa dengan mendiagnosis secara benar penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja, sudah membuat sutuasi terkendalikan.
Pendekatan tersebut tetap membiarkan lingkungan kerja yang tidak sehat tetap tidak berubah, dengan demikian potensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan yang tidak diinginkan juga tidak berubah' Hanya dengan "diagnosa" dan "pengobatan/ penyembuhan" dari lingkungan kerja, yang dalam hal ini disetarakan berturut-turut dengan "pengenalan/evaluasi" dan "pengendalian efektif" dari bahaya-bahaya kesehatan yang ada dapat membuat lingkungan kerja yang sebelumnya tidak sehat menjadi sehat.
Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya dilingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja utamanya terhadap para pekerja, ditempuh 3 langkah utama yaitu : Pengenalan lingkungan kerja, evaluasi lingkungan kerja dan pengendalian lingkungan dari berbagai bahaya dan resiko kerja.
Pengenalan lingkungan kerja
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan dilingkungan kerja biasanya pada waktu survai pendahuluan dengan cara melihat dan mengenal ("walk-through survey"), yang salah satu langkah dasar yang pertama-tama harus dilakukan dalam upaya program kesehatan kerja. Beberapa diantara bahaya dan resiko tersebut dapat dengan mudah dikenali, seperti masalah kebisingan disuatu tempat, bilamana sebuah percakapan sulit untuk didengar, atau masalah panas disekitar tungku pembakaran atau peleburan yang dengan segara dapat kita rasakan. Beberapa hal lainnya yang tidak jelas atau sulit untuk dikenali seperti zat-zat kimia yang berbentuk dari suatu rangkaian proses produksi tanpa adanya tanda-tanda sebelumnya.
Untuk dapat mengenal bahaya dan resiko lingkungan kerja dengan baik dan tepat, sebelum dilakukan survai pendahuluan perlu didapatkan segala informasi mengenai proses dan cara kerja yang digunakan, bahan baku dan bahan tambahan lainnya, hasil antara hasil akhir hasil sampingan serta limbah yang dihasilkan. Kemungkinankemungkinan terbentuknya zat-zat kimia yang berbahaya secara tak terduga perlu pula dipertimbangkan. Hal-hal lain yang harus diperhatikan pula yaitu efek-efek terhadap kesehatan dari semua bahaya-bahaya dilingkungan kerja termasuk pula jumlah pekerja yang potensial terpapar, sehingga langkah yang ditempuh, evaluasi serta pengandaliannya dapat dilakukan sesuai dengan prioritas kenyataan yang ada.
Evaluasi Lingkungan kerja
Evaluasi ini akan menguatkan dugaan adanya zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja, menetapkan karakteristik-karakteristiknya serta memberikan gambaran cakupan besar dan luasnya pemajanan. Tingkat pemajanan dari zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja yang terkendali selama survai pendahuluan harus ditentukan secara kualitatif dan atau kuantitatif, melalui berbagai teknik misalnya pengukuran kebisingan, penentuan indeks tekanan panas, pengumpulan dan analisis dari sampel udara untuk zat-zat kimia dan partikelpartikel (termasuk ukuran partikel) dan lain-lain. Hanya setelah didapatkan gambaran yang lengkap dan menyeluruh dari proses pemajanan kemudian dapat dibandingkan dengan standar kesehatan kerja yang berlaku, maka penilaian dari bahaya atau resiko yang sebenarnya terdapat dilingkungan kerja yang telah tercapai.
Pengendalian Lingkungan kerja
Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap zat atau bahan yang berbahaya dilingkungan kerja. kedua tahapan sebelumnya pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hal ini hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang adekuat untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan dikalangan para pekerja. Walaupun setiap kasus mempunyai keunikan masing-masing, terdapat prinsip-prinsip dasar teknologi pengendalian yang dapat diterapkan, baik secara sendiri maupun dalam bentuk kombinasi, terhadap sejumlah besar situasi tempat kerja untuk memulainya ada beberapa pertanyaan yang perlu dikemukakan, dan jawabanya diharapkan dapat memberi pedoman terhadap jenis teknologi pengendalian yang paling tepat dan mungkin untuk dilaksanakan.
Pada dasarnya pengendalian terhadap bahaya-bahaya lingkungan kerja dapat dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu Pengendalian Lingkungan dan Pengendalian Perorangan.
a. Pengendalian Lingkungan
Pengendalian Lingkungan meliputi perubahan dari proses kerja dan atau lingkungan kerja dengan maksud untuk pengendalian dari pada bahaya-bahaya kesehatan baik dengan meniadakan zat/bahan tersebut sampai tingkat tidak membahayakan kesehatan, serta mencegah kontak antara zat/ bahan dengan para pekerja. Salah satu cara yang digunakan adalah penghapusan atau pengurangan zat/bahan berbahaya pada sumbernya. Suatu proses yang diduga menghasilkan atau membentuk zat-zat yang berbahaya dapat dipertimbangkan untuk dihentikan.
Pengantian bahan-bahan yang lebih beracun (pelarut, bahan bakar, bahan baku, bahan-bahan lainnya) dapat merupakan cara yang efektif untuk pengendalian pemajanan bahan-bahan berbahaya. Misalnya Trichloroethylene dapat mengantikan carbon tetrachoride (CC14) dalam penggunaanya sebagai bahan pelarut atau pembersih gemuk, juga toluol dan xylol dapat dipakai untuk subsitusi benzene.
Cara Isolasi dapat digunakan terhadap zat-zat yang berbahaya untuk mencegah kontak dengan pekerja. Berbagai cara isolasi yang dapat digunakan antara lain : sistem tertutup untuk bahan-bahan kimia beracun, adanya dinding pemisah antara daerah yang berbahaya dan tidak, penutup terhadap seluruh atau sebagaian dari proses-proses untuk mencegah kontaminasi terhadap udara ruang kerja. Ventelasi ditempat kerja dapat digunakan antara lain untuk menjamin suhu yang nyaman, sirkulasi udara segar diruang kerja sehingga dapat melarutkan zat-zat pencemar ketingkat yang diperkenakan, serta mencegah zat-zat pencemar diudara mencapai pernafasan para pekerja. Cara basah, digunakan untuk mengendalaikan dispersi debu yang mengotori lingkungan kerja dengan menggunakan air atau bahan-bahan basah lainnya. Cara ini banyak digunakan didalam industri-industri kecil misalnya pada industri kayu, peleburan logam, asbes.
b. Pengendalian Perorangan
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya kesehatan. Namun perlu diperhatikan bahwa alat pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat untuk bahaya - bahaya tertentu, resisten terhadap kontaminan-kontaminan udara, mudah dibersihkan dan dipelihara dengan baik, serta sesuai untuk para pekerja yang memakainya. Untuk alat-alat tertentu seperti alat pelindung pernafasan, sumbat/tutup telinga, pakaian kerja kedap air dan lain-lain mungkin tidak nyaman untuk dipakai terutama dicuaca yang panas.
Jadi mungkin diperlukan pengurangan jam kerja paling tidak pada waktu-waktu yang memerlukan pemakaian alat pelindung tersebut. Pembatasan waktu selama pekerja terpapar terhadap zat tetentu yang berbahaya dapat menurunkan resiko terkena nya bahaya-bahaya kesehatan dilingkungan kerja. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan cara-cara kerja, rotasi pekerja atau pengendalian administratif. Pengendalian administratif merupakan prosedur yang memungkinkan dilakukan penyusuaian jadwal kerja untuk mengurangi pemajanan Kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan diri dan pakaian , merupakan hal yang penting terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan-bahan kimia serta partikel-partikel lain.